Minggu, 02 Oktober 2011

Halal Bihalal; Menggagas Kantor Rayon Permanen



Tahun ini Rayon ‘Perjuangan’ Ibnu Aqil komisariat UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menyelenggarakan halal bihalal tidak seperti biasanya. Halal bihalal yang biasanya diselelenggarakan hanya berbentuk silaturahim kini dikemas dengan reuni akbar. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 25 september 2011 lalu yang bertempat di aula pertemuan kota batu berjalan lancar. Sekitar 250 para undangan hadir dalam acara halal bihalal dan reuni akbar tersebut.



Diadakannya Halal Bihalal dan Reuni Akbar tidak lain adalah menjalankan sunnatullah dalam wadah silaturahim. Silaturahim yang diadakan di bulan syawal itu sangat penting dalam menyambut pasca bulan ramadhan sehingga menjadi wadah untuk saling maaf memaafkan antar kader.
Kader yang hadir dalam acara halal bihalal dan reuni akbar tersebut cukup banyak. Tidak hanya kader yang berdomisili di Jawa Timur saja melainkan kader atau alumni Rayon ‘Perjuangan’ Ibnu Aqil yang berdomisili di Jawa Tengah dan Jakarta juga turut hadir dalam acara. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Sebelum dimulai, suguhan musik yang dimainkan oleh personel grup musik Telas Ria cukup membius para hadirin. Hadirin yang sebagian membawa keluarganya mengenang masa lalunya ketika mereka mengabdi dan berjuang di Rayon ‘Perjuangan’ Ibnu Aqil. Mereka mengenang masa lalu dengan penuh bangga dan terharu.
Acara dimulai pada jam 09.00 WIB dengan pembacaan Suratul Fatihah dan dilajutkan oleh prakata dari ketua panitia serta ketua rayon periode 2011-2012 sahabat Fathul. Fathul menyampaikan terima kasih kepada para hadirin karena telah meluangkan waktunya untuk hadir dalam acara ini dan mengharapkan sumbangsih ide-ide besar dalam menggagas kantor rayon permanen. Ia juga mengatakan, gagasan kantor rayon permanen ada sejak 3 tahun sebelumnya dan periode ini akan serius menindak lanjutinya.
Setelah itu prakata dari ketua Rayon dilanjutkan dengan refleksi yang disampaikan oleh sahabat KH. Asrori Alfa, M.Pd yang sekaligus pendiri dan mantan ketua rayon pertama. Asrori menceritakan kembali betapa susah payah medirikan Rayon ‘Perjuangan’ Ibnu Aqil dahulu kala. Banyak rintangan yang harus dihadapinya. Tidak hanya dari PMII cabang kota malang melainkan dari PB.PMII di Jakarta. Karena mendirikan rayon pada waktu itu menyalahi aturan AD/ART organisasi. Namun dengan mendesaknya kebutuhan untuk memaksimalkan kader dan didukung dengan keyakinan yang kuat ahirnya rayon perjuangan ibnu aqil terbentuk pertama kali dilingkungan STAIN Malang (sekarang UIN Maliki Malang).
Rayon perjuangan yang didirikan tahun 1994 adalah rayon pertama kali yang didirikan di kota Malang ini, imbuhnya. Ia menilai dan bersukur bahwa perjuangannya beserta sahabat-sahabat yang lain untuk mendirikan rayon tidak sia-sia. Sebab banyak kemajuan yang dihasilkan oleh kader rayon ibnu aqil saat ini. Salah satunya, rayon ini telah memiliki komunitas musik gambus dan teater sebelas, beserta kelengkapan alatnya.
Setelah refleksi berlangsung dilanjutkan pula dengan kesan alumni yang diutarakan oleh sahabat KH. Mawahib , mantan ketua rayon. Menurut Mawahib yang juga mursyid dari thoriqoh qadariah naqsabandiyah ini menegaskan kepada kader-kader muda yang sedang mengabdi di rayon ‘perjuangan’ ibnu aqil untuk tetap bersabar dalam proses berjuang dan tetap berpegang teguh pada akarnya yakni ahlusunnal wal jamaah. Dan diteruskan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh sahabat Alamul Huda, M.Pd.
Kemudian masuk pada sesi ramah tamah. Suatu sesi yang membahas secara khusus untuk meuwujudkan gagasan membangun kantor Rayon ‘Perjuangan’ Ibnu Aqil. Dari suatu diskusi tersebut menghasilkan keputusan bersama bahwa pembangunan kantor rayon permanen dibagi menjadi dua kepanitiaan. Yang pertama adalah kepanitiaan pembebasan lahan dan yang kedua adalah kepanitiaan perwujudan bangunan. Untuk koordinator pembebasan tanah telah terpilih yang diamanahkan kepada sahabat Moh. Ridwan M. Pd sedangkan untuk koordinator team bangunan akan dibicarakan di rapat selanjutnya.
Dalam penyampainnya, sahabat Ridwan mengungkapkan bahwa dana yang ada sekarang adalah kurang lebih 30 juta. Dana itu semuanya untuk membebaskan lahan/ tanah bangunan. Ia menargetkan agar lahan tersebut segera bisa terealisasikan secepatnya. Oleh karena itu, Ridwan menghimbau kepada seluruh kader rayon dari setiap angkatan untuk segera bersama-sama merealisasikan pembebasan tanah rayon. Kurangnya dana untuk pembebasan tanah dapat diperoleh dari sumbangan para kader, alumni, dan dermawan yang lain. Lokasi lahan yang dicari adalah dibelakang kampus UIN Maliki Malang dan tidak jauh dari kampus.
Di ahir acara, ditutup dengan pembacaan hamdalah dan para hadirin bersama-sama memakan masakan tumpeng yang telah disuguhi oleh panitia serta sambil mendengar lantunan sholawat dari personel Telas Ria.

Laporan dari Choirul Rozi (Angkatan Sangkakala)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar